Jumat, 21 Juni 2013

Kalimat Efektif




Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar. Menurut Gorys keraf adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut :
a. secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. 
b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. 

Ciri – ciri kalimat efektif sebagai berikut :
 1. Kalimat efektif mengandung kesatuan gagasan.
a) Subyek dan atau predikat kalimat eksplisit.
Contoh :
Tidak efektif : Berhubungan itu mengemukakannya juga minat baca kaum remaja makin menurun 
Efektif : Sehubungan dengan itu, dikemukakannya juga minat baca kaum remaja menurun.

b) Subyek dan predikat kalimat hendaknya tidak terpisah terlalu jauh agar kesatuan gagasan terjamin.
Contoh :
Tidak efektif : Pembangunan jelas menuju zaman keemasan yang baru, menghendaki pengembangan bakat-bakat pendukung kebudayaan bangsa disegala lapangan mulai dari hal-hal yang tampaknya kecil seperti cara mengatur rumah tangga, cara baergaul dan cara memperoleh hiburan sampai meningkatkan kemasalah-masalah besar seperti pembangunan kota, memproduksi pangan, menciptakan berbagai bentuk kesenian baru, pendeknya segala soal yang membina kebudayaan baru.
Efektif : pembangunan jelas munuju zaman keemasan yang baru. Oleh karena itu, pembangunan menghendaki pengembangan bakat-bakat kebudayaan bangsa disegala lapangan, mulai dari hal-hal yang nampaknya kecil sampai kemasalah-masalah besar. 

c) Keterangan harus ditempatkan setepat-tepatnya dan seterang-terangnya dalam kalimat sehingga sama sekali tidak mengganggu pemahaman. Keterangan yang dimaksud disini mencakup atribut, opsisi, adverbial, dalam bahasa Inggris disebut modifer.
Squinting modifiers (keterangan menjuling)
Contoh :
Tidak efektif : Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikkan.
Efektif : SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan.

Dangling modifires (keterangan tak terkait)
Contoh :
Tidak efektif : dapat menyusun anggaran belanjanya dengan cermat, akhirnya hutang-hutangnya dapat dilunasi.
Efektif : karena dapat menyusun anggaran belanjanya dengan cermat, akhirnya ia dapat melunasi semua hutangnya. 

Misplaced modifiers (keterangan salah letak)
Contoh:
Tidak Efektif : dalam keramaian serupa itu, merekapun tidak mau kalah dengan yang muda-muda, yang jarang terjadi sekali dalam lima tahun.
Efektif : dlam keramaian serupa itu, yang jarang terjadi sekali dalam lima tahun, merekapun tidak mau kalah dengan yang muda-muda. 

Unidiomatic modifiers (keterangan yang tidak idiomatis)
Contoh:
Tidak efektif : kalimat tersebut harus disusun sedemikian rupa agar tidak membingungkan pembaca.
Efektif : kalimat tersebut harus disusun sebaik-baiknya agar tidak membingungkan pembaca.

Abrupt modifiers (keterangan mendadak)
Contoh :
Tidak efektif : Kami berkeputusan, karena keluarga kami dan kawan-kawan menasehati kami untuk tidak menginap di hotel besar itu, untuk menginap dirumah penginapan penduduk.
Efektif : Karena keluarga dan kawan-kawan menasehati kami untuk tidak menginap di hotel besar itu, kami berkeputusan untuk menginap di rumah penginapan penduduk.

Related modifiers illogicaly separated (keterangan yang berkaitan terpisah tak logis)
Contoh:
Tidak efektif : meskipun guru itu masih dlam perawatan dokter kegagalannya memberitahukan absennya kepada kepala sekolah tidak diterima, biarpun sebenarnya ternyata ia sudah berusaha memberi tahu.
Efektif : meskipun guru itu masih dirawat dokter dan sebenarnya sudah berusaha memberitahukan absennya kepada kepala sekolah, kegagalannya untuk memberitahu tidak dapat diterima. 

Fragment (kalimat tak lengkap)
Contoh:
Tidak Efektif : penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan agar mendapat kesempatan belajar membaca dan menulis.
Efektif : penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan agar mendapatk kesempatan belajar dan menulis. 

d) Tanda baca harus dapat digunakan sebaik-baiknya. Kalimat yang efektif harus bersih dari kesalahan-kesalahan berikut ini : 
Runing on sentences (fused sentences) kalimat bertumpukan.
Contoh:
Tidak efektif : kita semua mengemban amanat penderiataan rakyat harus selalu mengupayakan kesejahteraan bangsa kita, baik jasmani maupun rohani.
Efektif : Kita semua, selaku mengemban amanat penderitaan rakyat, harus selalu mengupayakan kesejahteraan rohani dan jasmani bangsa kita. 

Comma splices (comma faults) kesalahan pemakaian koma dalam kalimat.
Contoh:
Tidak efektif : Seorang mahasiswa seumpama pendaki gunung, sedang mendaki gunung cita-cita.
Efektif : seorang mahasiswa, seumpama pendaki gunung sedang mendaki gunung cita – cita. 

e) Kalimat efektif hendaknya bersih juga dari :
Kontamisani (kerancuan)
Contoh:
Tidak efektif : Di sekolah itu para siswa diajarkan berbagai macam ketrampilan.
Efektif : disekolah itu kepada siswa diajarkan bermacam – macam ketrampilan.

Pleonasme dan trutologi (penambahan yang tidak perlu)
Contoh :
Tidak efektif : pada zaman dulu kala, dalam sebuah kerajaan memerintah seorang ratu yang sangat arif lagi bijaksana.
Efektif : pada zaman dahulu, dalam sebuah kerajaan memerintah seorang ratu yang arif.

Hiperkorek (membetulkan apa yang sudah betul sehingga salah)
Contoh :
Tidak efektif : semua ijazahnya dilaminasi Supaya awet.
Efektif : Semua ijazahnya dilamisai supaya awet. 

2. Kalimat efektif mewujudkan koheresi yang baik dan kompak.
Koheresi adalah pertautan antara unsur-unsur yang mebangun kalimat dan alinea. Tiap kata atau frase dalam kalimat harus berhubungan kedalam maupun keluar. Untuk menjaga koheresi itu, hendaknya penulis : 
Kritis terhadap pemakaian kata ganti dalam kalimat. Ada kemungkinan bahwa pemakaian kata ganti tersebut menyebabkan kalimat tidak efektif. 

Kritis terhdap pemakaian kata depan, adakalanya terpakai kata depan yang sebenarnya tidak diperlukan atau sebaliknya, terhapus kata depan yang sebenarnya harus dipakai. 

Memanfaatkan kata-kata peralihan atau transisi untuk mengeksplisitkan dan memperjelas hubungan gagasan antara kalimat yang satu dan kalimat yang lain dalam alinea, antara alinea yang satu dengan yang lain dalam paragraf. 

3. Kalimat efektif merupakan komunikasi yang berharkat.
Harkat berarti daya, tenaga, kekuatan, bila penulis ingin agar komunikasinya sampai dan mengesam. Kalimat yang ditulis harus berharkat dan bertenaga. Cara – cara untuk mengharkatkan kalimat antara lain: 
Bagian kalimat yang hendaknya dipentingkan atau diutamakan diletakkan pada awal kalimat, dalam hal ini dapat terwujud ialah INVERSI pada awal kalimat atau prolepsi atau gabungan inversi dan prolepsis.
Inversi : predikat diletakkan didepan subjek
Contoh:
Biasa : Penyakit AIDS merajalela dikalangan orang barat.
Berharkat : dikalangan orang barat penyakit AIDS merajalela. 

Prolepsis : keterangan atau objek diletakkan didepan subjek. prolepsis keterangan lebih banyak terjadi pada prolepsis objek.
Contoh:
Biasa : Ayah suka makan sate ; bakso tidak
Berharkat : Sate, ayah suka ; bakso tidak 

Gabungan inversi dan prolepsis
- Bila penulisan menyebutkan serangkaian hal (peristiwa) hendaknya diperhatikan dan diusahakan agar urutan hal (peristiwa) itu logis, kronologis dan berklimaks. 
- Kata kunci diulang. 
- Kata atau frase yang hendak dipentingkan dapat ditambah partikel pementing lah, pun, dan kah. 
- Serangkaian hal yang disebutkan dapat menjadi lebih kuat dengan pararelisme. 

4. Kalimat efektif memperhatikan pararelisme
Pararelisme (kesejajaran) adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur-unsur yang sama fungsinya. Jika sebuah pikirannya dinyatakan dengan frase, maka pikiran-pikiran lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan frase. Jika satu gagasan dinyatakan dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk Me- di- dan sebagainya, maka gagasan lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk me- di- dan sebagainya. Upaya-upaya untuk berhemat kata antara lain:
- Menghilangkan subjek yang tidak diperlukan.
- Menghindari pemakaian superordinat dan hiponim bersama-sama.
- Menjatukan pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu.
- Menghindari penguraian kata yang tidak perlu.
- Menghilangkan kata-kata pembalut seperti, fakta, faktor, unsur yang sebenarnya tidak perlu.
- Menghilangkan pleonasme. 

5. Kalimat efektif didukung variasi
Yang dimaksud dengan variasi kalimat disini ialah variasi kalimat-kalimat yang membangun paragraf atau alinea. 

6. Kalimat efektif dibantu pemakaian EYD
Pemakaian huruf kapital. Huruf kapital digunakan sebagai :
- Huruf pertama pada awal kalimat
- Huruf pertama petikan langsung
- Huruf pertama dalam ungkapan yang bnerhubungan dengan kitab suci, nama tuhan, termasuk kata gantinya
- Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar