Tetes embun telah pergi melaju
Yang tersisa hanya segeromol putri malu
Putri malu yang kian terlihat semakin malu
Menguncup serempak menyambut jingga
Pun
seperti mawar
Ada
kalanya kuncup, mekar dan berguguran
Pun
seperti manusia
Ada
kalanya balita, remaja,dewasa dan keabadian
Terus
berputar melingkar
Menjadikan
tanda bahwa jam dinding masih berdetak dalam diam
Tak terlalu silau
Tak terasa panas
Ini hanyalah urusan hati
Walau mendung lagi gerimis
Ini tetap urusan hati
Meski
senja kian tak pasti
Tapi
inilah keniscayaan
Siluet
itu kan tetap terjadi
Bukan
tentang kepergian
Namun
ini tentang keabadian
Tentang kumpulan senja yang ku ikat
Sebagai buket senja yang pernah kita
rangkai bersama
Arti ketulusan, walau kita tau kita sudah
saling berpisah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar