Siapa bilang jadi wanita tak bisa sukses mengurus rumah
tangga sekaligus bisnis? Buktinya, 10 wanita berikut ini mampu mengibarkan
bendera bisnis dan membahagiakan keluarganya. Siapa sajakah mereka?
1. Nadia Mutia, Kloom Clogs
Hobby belanja wanita ternyata bisa juga menghasilkan uang.
Adalah Nadia Mutia Rahma, sosok wanita yang mengawali bisnis dengan membuat
sepatu kayu yang diberi nama Kloom Clogs. Desain produk miliknya, dibuat
sendiri karena kegemarannya dalam mendesain sejak kecil.
Modal usaha yang dipakainya diperoleh ketika bekerja part
time di Jepang, berbekal uang tersebut ia mengembangkan bisnis selop yang pas
dan nyaman dipakai. Selain kreatif, wanita kelahiran 12 Juni 1989 ini selalu
mengungkulkan kualitas dalam produk yang dibuatnya. Semua bahan yang dipakainya
merupakan bahan pilihan dan dikerjakan dengan hati-hati.
2. Lusia Efriani, Arang Kelapa
Karena alam telah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan
manusia. Begitulah setidaknya sosok lulusan Bahasa Inggris Universitas
Airlangga ini berpikir kreatif. Lewat limbah tempurung kelapa yang mudah
ditemukan di mana-mana, Lusia memandatangani kerja sama dengan perusahaan China
untuk menjadi pemasok arang kelapa.
Kedengarannya memang bisnis ini sepele, namun permintaan
arang kelapa yang semakin meningkat ini membuka lapangan pekerjaan baru bagi
300.000 orang.
3. Aldila Rizqi Eistya, dari Cardigan hingga Jumpsuit
Dan lagi-lagi hobby shopping yang dapat dikembangkan menjadi
bisnis menjanjikan, Aldila, wanita berusia 22 tahun ini tampaknya cukup cermat
menilai kebutuhan pasar. Dengan menjual koleksi busana muslim dan baju-baju
remaja bermerek Back to Basic, Aldila meraup untung yang cukup besar.
Produknya ini bukan produk hasil luar, namun produk yang
dibuat bersama saudaranya Rilla Hayatun Nifa. Masing-masing produknya dijual
mulai harga 200 - 400 ribu rupiah di butik House of Dina di jalan Gejayan,
Yogyakarta.
4. Leni Mangiri, perca batik
Ushaa batik mungkin bukan usaha yang asing lagi di
Indonesia. Namun, yang membedakan kali ini adalah, kain batik yang dipakai
bukan kain batik utuh, melainkan perca batik. Hasil limbah dari
potongan-potongan kain batik ini disulap menjadi aneka produk cantik seperti
tas, selimut, sarung bantal, bedcover dan lain-lain. Keuntungannya, produk yang
dihasilkan tetap cantik dan harga jualnya jauh lebih murah.
5. Susanti Alie, saus sambal
Sambal, hmmm... rasanya makanan tak lengkap apabila tak ada
sambal. Rasa pedasnya bak menyempurnakan masakan dan menambah nafsu makan. Dari
situlah Susanti Alie memulai bisnisnya. Berawal dari lahan kontrakan di sebelah
rumah dengan kurang dari 10 karyawan, ia memproduksi minuman limun dan saus
sambal bermerk Cabe Payung. Berperang melawan rumor saus sambal yang
menggunakan bahan-bahan tidak higienis dan segar, Susan menciptakan label
produk yang berkualitas dan bersaing dengan harga pasar. Sampai saat ini,
bisnisnya terus berkembang dan telah dipasarkan hampir ke seluruh Indonesia.
6. Wendy Yap, Sari Roti
Sari Roti... roti Sari Roti... siapa yang tak mengenal
jingle renyah tersebut? Di komplek perumahan, toko hingga supermarket besar,
produk ini mudah ditemukan. Di balik kesuksesan produk roti ini, ada sosok
wanita bernama Wendy Yap yang menjadi otak sukses produk Sari Roti. Perusahaan
ini merupakan salah satu perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan tercepat di
Asia.
7. Ir. Hartati Marzuki, bisnis tanaman hias
Ketertarikan dan kecintaannya terhadap bunga memunculkan ide
membuat bisnis tanaman. Aktivitas memelihara dan merawat tanaman ini merupakan
aktivitas yang menyenangkan. Selain memberikan efek rileks, manfaatnya bagi
alam juga cukup besar.
Dengan dukungan teman dan sahabatnya, Hartati akhirnya
membuka bisnis tanaman hias. Produk hasil pembiakannya dipasarkan melalui
sebuah toko yang diberi nama Re & Ray Nursery.
8. Evi Indrawanti, gula aren organik
Ingin menghadirkan gula aren yang lebih praktis dan
higienis, Evi Indrawanti menciptakan produk gula aren organik yang memiliki kandungan
gizi tinggi, serta higienis. Hingga saat ini, produk gula aren tidak terlalu
beken di pasar. Padahal, gula aren ini lebih kaya nutrisi ketimbang gula tebu.
Lewat CV Diva Maju Bersama, Evi memasarkan produk gulanya dan membagikan info
sehat yang dibutuhkan masyarakat.
9. Susan Budiharjo, ibu dunia fashion Indonesia
Kerap dijuluki ibu dunia fashion Indonesia, Susan Budiharjo
menelurkan karya-karya cemerlang lewat produk fashion yang dibuatnya. Koleksi
busananya beragam, mulai dari yang klasik hingga yang sederhana.
Sejak kecil, kegemarannya menggambar mendorongnya mewujudkan
mimpi menjadi sosok desainer terkenal di dunia. Tak hanya puas sebagai seorang
desainer saja, Susan yang sempat mencicipi jurusan arsitektus di Universitas
Tarumanegara ini juga mendirikan sebuah sekolah untuk membagikan ilmu yang
dimilikinya kepada desainer-desainer muda Indonesia.
10. Dyah Purana, Kane Kane
Ingin menciptakan camilan yang sehat, tanpa bahan pengawet
dan non MSG, mendorong sosok warga Malang ini menghasilkan produk keripik jamur
tiram dan jamur tempe.
Dyah bereksperimen dengan penganan yang beken di kota
asalnya tersebut. Dari hasil eksperimennya, tak hanya keripik jamur tiram dan
keripik tempe biasa yang dihasilkannya, namun keripik dengan aneka ragam rasa
yang menggugah selera. Kecintaaanya terhadap kota Malang mengawali pembuatan
nama Kane Kane. Dengan ide awal kata enak yang dikemas dengan boso walikan khas
Malang, nama Kane Kane dibuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar